Indonesia, negara yang selama ini saya tinggali, memiliki 500 gunung api. 129 di antaranya merupakan gunung api yang aktif. Jajaran gunung api tersebut disebut cincin api Pasifik (Ring of Fire). Menyebar 7.000 km di sepanjang sabuk vulkanik mulai dari Sumatra, Jawa, Bali, Nusa Tenggara, kemudian berbelok ke Maluku, lalu disambung dari patahan lempeng dari Filipina yang memanjang ke Sulawesi. Malu rasanya belum pernah mendaki satu pun gunung-gunung itu. Hingga… pada awal bulan November, saya seperti orang gila. Saya terinspirasi karakter Walter Mitty, sebuah film yang membuat imajinasi untuk pergi berlibur menjadi-jadi. Terlebih beranda akun facebook sudah lama dipenuhi foto-foto pendakian gunung oleh banyak teman saya. Sebelum beraktivitas kerja dan menyusun skripsi di 2015 saya ingin me-recharge pikiran. Saya ingin mendaki gunung (hiking) untuk pertama kalinya. Awal tahun 2014 sempat berencana ingin ke gunung Semeru, yang dikomentari teman-teman: “mendingan ke gunung yang gampang dulu deh, jangan langsung Semeru…” tidak tahu perhatian atau underestimate. hahaha.. saya pilih yang pertama. Namun rencana tersebut gagal karena jadwal yang tidak memungkinkan.
Setelah banyak membaca tentang pendakian di blog-blog orang, hati ini jatuh pada cerita-cerita pendakian gunung Rinjani. Gunung berapi tertinggi nomor 2 di Indonesia. Lebih tinggi sedikit dari gunung Semeru, dan katanya adalah gunung tercantik di Indonesia. Rinjani kokoh menjulang 3.726 meter di atas permukaan laut di tanah Lombok, Nusa Tenggara Barat. di sekitarnya ada beberapa gunung yang masuk dalam kawasan Taman Nasional Gunung Rinjani, yaitu Gunung Pelawangan (± 2.658 mdpl), Gunung Daya (± 2.914 mdpl), Gunung Sangkareang (± 2.588 mdpl), Gunung Buah Mangge (± 2.895 mdpl) dan Gunung Kondo (± 2.947 mdpl). Bagi orang Hindu Bali dan suku sasak, Rinjani memiliki nilai spiritual tinggi. Rinjani adalah satu dari tiga gunung yang disucikan karena dianggap tempat tinggal para dewa, setelah Semeru dan Agung. Setelah mencari-cari travel backpacker yang budgetnya tidak mahal, akhirnya saya dapat juga. Saya suka konsep website mereka. dan setelah (banyak) bertanya-tanya akhirnya deal. Mereka membuat group di WhatsApp khusus pendakian Rinjani. Kami bersepuluh, laki-laki semua: Andri, Arga, Aprim, Mas Ampuh, Rizal, Yoshua, Galuh, Hernadi dan Isnu (awalnya ada perempuan 2 orang, tapi mereka mengundurkan diri beberapa hari sebelum hari H keberangkatan. Sedih juga. Hehehe). Mereka baru saya kenal, ada yang alumni UI, ITB, mahasiswa UGM dan karyawan swasta di Jakarta. Mereka teman-teman baru yang akan selalu bersama 7-8 hari kedepan. Meeting point di stasiun Lempuyangan Jogja, saya berangkat sendiri. Ada yang dari Bandung, Jakarta naik mobil, ketemu di Jogja dan di bandara Lombok .
28 Desember 2014, berangkat menggunakan KA Gaya Baru Malam dari stasiun Pasar Senen jam 11 pagi, tiba di stasiun Lempuyangan jam 8.30 malam. Kereta selanjutnya menuju Banyuwangi besok paginya jam 7.20. Alih-alih mencari penginapan untuk istirahat saya memilih menunggu yang lain dengan berkeliling Malioboro, makan gudeg dan lihat-lihat saja.. Tadinya kami mau menghabiskan malam di Malioboro bersama-sama, tapi mobil Arga bersama 4 orang lainnya mogok di jalan dan harus dititipkan di rumah warga di Kebumen. Setelah itu mereka menumpang (dengan bayaran) mobil yang lewat hingga ke Jogja. Mata terasa ngantuk.. akhirnya saya balik ke stasiun Lempuyangan jam 2.30.. ingin mencari penginapan tapi ragu, sayang uangnya karena hanya untuk tidur 2-3 jam saja. Akhirnya saya memilih tidur di kursi tunggu stasiun bersama banyak backpacker lain.
*
Goldenslot*